Senin, 31 Mei 2010

PETANI JAMUR TIRAM BERMODAL KECIL

White Oyster Mushroom Growing Plugs ~ Grow your own mushrooms for years!Petani kecil dapat menggunakan peralatan yang sangat sederhana untuk pasteurisasi namun dengan hasil yang sangat memuaskan. Alat yang dibutuhkan hanyalah sebuah wadah besar dan pasokan air panas (Gbr. 9)atau alat untuk memanaskan air dalam wadah tersebut (Gbr. 10). Drum baja yang bersih yang dilengkapi dengan perangkat pemanas dibawahnya sudah bisa bekerja dengan baik. Cara lain yang mungkin adalah dengan menyuntikkan uap panas ke dalam air itu. Pertama air dipanaskan (hingga 56 º-60 º C) dan ketika air sudah panas, baru substrat ditambahkan dan dibiarkan tetap di dalam air selama 30 hingga 60 menit. Kemudian substrat diangkat dari air dan ditiriskan. Hal ini diperlukan untuk menghilangkan kelebihan air setelah mengalami perebusan selama 60 menit, karena di dalam air panas hanya akan ada sedikit oksigen sementara mikroorganisme yang "baik" akan membutuhkan oksigen yang cukup sehingga air panas hanya akan membuat substrat menjadi anaerobic (istilah untuk keadaan kurang oksigen atau tidak ada oksigen sama sekali). Metode yang sama adalah dengan menggunakan wadah dan substrat dimasukkan lebih dahulu ke dalam nya dan baru kemudian menambahkan air panas (56-60 º c) sampai substrat ditutupi dengan air panas seluruhnya. Seperti dalam metode pertama, dalam metode ini, air panas yang berlebihan harus dihilangkan dengan cara meniriskan substrat setelah 30-60 menit dan air harus panas sebelum menyentuh substrat! Waktu dan suhu adalah dua parameter yang sangat penting baik dalam metoda air ditambahkan ke substrat maupun dalam metoda substrat ditambahkan ke air.

Meskipun air adalah penting namun kelebihan air harus dikeluarkan dari substrat karena kelebihan air ini dapat menyebabkan kerugian pada hasil produksi jamur tiram. Pertumbuhan maksimum yang baik membutuhkan pasokan udara dalam substrat. Studi telah menunjukkan bahwa karbon dioksida menguntungkan selama periode "penyemaian dan penumbuhan bibit ", sebelum tubuh buah (jamur tiram) mulai terbentuk. Diperlukan sedikit bukaan pada media tumbuh agar karbon dioksida dari udara sekitar bisa masuk namun kelembaban substrat media tumbuh tetap dapat dipertahankan. Tetapi, pada beberapa jenis substrat, gas lain dapat terbentuk dari dalam substrat itu sendiri dan sebagian gas tersebut mungkin dapat mengurangi laju pertumbuhan miselium. Mengetahui hal ini perlu bagi kita, sehingga kita dapat mencari informasi tentang kadar air dan ventilasi optimum yang diperlukan pada plastik atau wadah media tumbuh lainnya, dari orang-orang yang akrab dengan substrat yang Anda gunakan, atau Anda lebih memilih untuk mempelajari jumlah air yang terbaik dan bukaan plastic/wadah yang diperlukan untuk pertumbuhan dan hasil yang maksimal dengan cara mencoba-coba beberapa konsentrasi kelembaban dan mengamati hasilnya. Substrat yang mengandung dua jenis limbah pabrik atau lebih, yang mengandung lignin dan selulosa yang tinggi, sangat direkomendasikan. Campuran 2 jenis bahan atau lebih umumnya akan memungkinkan terbentuknya ruang-ruang udara di sela-sela bahan yang dicampur karena perbedaan ukuran, tetapi dengan pengepakan yang cukup kuat tekanannya hal ini bisa diatasi. Rongga udara yang terbentuk karena kepadatan yang kurang akan menghambat pertumbuhan miselium dan bahkan tubuh jamur tiram itu sendiri karena kandungan gas-gas dalam kantung-kantung udara yang terbentuk tersebut.


Gambar. 9. Sebuah tong sederhana yang digunakan untuk mempasteurisasi jerami dengan menambahkan air yang telah dipanaskan terlebih dahulu sebelum dicampurkan ke substrat. Dalam gambar ini, substrat jerami telah ditambahkan bibit jamur tiram setelah pendinginan dan sedang ditempatkan dalam kantong plastik untuk ditumbuhkan. (Rusia).

Setelah substrat ditiriskan, selanjutnya substrat tersebut harus dibiarkan dingin perlahan-lahan dalam tempat yang bersih (atau cukup dalam wadah tertutup). Pendinginan ini harus dilakukan secara alamiah tanpa menggunakan alat bantu pada temperature ruang hingga mencapai suhu 25 º C (77 º F) dan berdasarkan pengalaman pendinginan ini akan membutuhkan waktu minimal 16 jam dan umumnya tidak lebih dari 20 jam. Pada periode pendinginan inilah merupakan waktu dimana sebagian besar mikroorganisme yang menguntungkan akan tumbuh dan berkembang biak hingga berlipat-lipat jumlahnya. Sebagai petunjuk bahwa mikroorganisme yang menguntungkan tersebut tumbuh dengan baik adalah substrat harus memiliki bau manis-asam. Setelah mendingin sampai 25 º C, saatnya untuk mencampurkan substrat dengan bahan-bahan penunjang lainnya, termasuk menanam bibit dan memasukkannya ke dalam kantong plastik atau wadah media tumbuh lainnya. Pada tahap ini harus dipastikan semuanya harus bersih meliputi udara, ruang, pakaian pekerja dan pekerjanya sendiri. Para pekerja harus mengenakan sarung tangan karet.

Kedua metode di atas yaitu merendam substrat dalam air panas sangat baik untuk jerami dan beberapa substrat lainnya, yang memiliki ruang udara yang cukup setelah ditiriskan. Namun, kedua metoda ini tidak dapat digunakan pada substrat kertas bekas, katun, linen, serbuk gergaji, atau substrat lainnya, yang di pak dengan cukup padat dengan ruang udara sedikit. Untuk substrat dengan jenis terakhir ini diperlukan mesin yang mampu untuk mencampur substrat selama tahapan pasteurisasi sedang berlangsung.

 Drum baja dengan pembakar gas dibawahnya untuk memanaskan air.

Kamis, 27 Mei 2010

MENGAPA TIDAK MENGGUNAKAN UAP AIR PANAS?

Blue Oyster Mushroom KitSubstrat harus basah sebelumnya agar jamur bisa tumbuh. Uap tidak akan cukup untuk menambah kelembaban, sehingga air tetap harus ditambahkan. Mereka yang menggunakan uap biasanya menambahkan air dingin pada pmrosesan substrat dan kemudian didiamkan selama beberapa hari. Jerami, dan beberapa substrat lainnya yang merupakan media tanam benih yang paling baik dilapisi dengan lilin alami. Lilin ini akan menyimpan air pada saat substrat dibasahi, tetapi setelah beberapa hari air akan mulai menembus lapisan lilin tersebut dan mencapai bagian yang lebih dalam. Pada saat inilah,
bakteri patogen mempunyai waktu untuk mulai berkembang.

Dengan menggunakan bahan kering yang memiliki nilai makanan yang kecil bila digunakan sebagai makanan binatang, dengan hanya membasahi menggunakan air dingin, substrat jenis ini tidak akan menghasilkan banyak panas. Oleh karena itu sangat sulit untuk mempasteurisasi substrat jamur tiram dengan uap menggunakan cara yang sama sebagaimana mempauteurisasi substrat Agaricus (Champignon). Dalam pasteurisasi semua bagian substrat idealnya harus berada pada suhu 55ºC hingga 60ºC (131ºF sampai 140ºF) selama 30 sampai 60 menit. Tidak boleh ada bagian yang pernah lebih dari 60 º C (140 º F) walaupun sebentar. Substrat Pleurotus (jamur tiram) adalah isolator panas yang baik, sehingga jika panas harus masuk dengan perantaraan uap dan udara, maka akan membutuhkan banyak waktu dan kita tidak pernah bisa memastikan bahwa tidak ada kantong-kantong udara dingin dalam substrat. Sebagai contoh adalah waktu yang dibutuhkan untuk memanggang daging ayam kalkun utuh satu ekor (tidak dibelah sebagaimana bakakak ayam kampung), bisa dilihat bahwa ketika ayam kalkun siap untuk disajikan, bagian dalam ayam kalkun tidaklah sepanas udara oven. Memanggang ayam dan pasteurisasi substrat menggunakan uap, keduanya mirip dalam banyak hal.

Karena kita harus membasahi substrat dan karena tidak sulit untuk memanaskan air hingga mencapai 56-60ºC, kita bisa melakukan pasteurisasi cukup dengan menambahkan air panas. Dalam bahasa Indonesia digodok menggunakan air panas namun suhu airnya dikisaran 56 hingga 60ºC.

Minggu, 23 Mei 2010

Pasteurisasi Vs Sterilisasi

MENGAPA STERILISASI TIDAK DIREKOMENDASIKAN?

BTTR Gourmet Garden: Grow-it-at-home Mushroom KitMari kita mulai dengan meninjau apakah sesungguhnya yang dimaksud dengan pasteurisasi itu dan apakah tujuannya dilakukan pasteurisasi. Pertama, pasteurisasi bukan merupakan upaya untuk membunuh semua organisme. Proses membunuh semua organisme disebut sterilisasi, bukan pasteurisasi. Bertentangan dengan apa yang banyak orang percaya, sterilisasi menurut penelitian para ahli mikrobiologi lebih menghasilkan mutu substrat yang lebih rendah daripada jika ditempuh cara pasteurisasi dalam pengolahan awal substrat media tanam khususnya untuk produksi jamur tiram. Banyak orang percaya bahwa jika dengan memanaskan sedikit saja sudah bisa menghasilkan kualitas media tanam yang baik, maka dengan membunuh semua mikroorganisme pada suhu yang lebih tinggi maka hasilnya harus lebih baik. Bahkan, dalam menumbuhkan jamur, apa-apa yang didefinisikan oleh kalangan umum sebagai nilai yang optimal secara berlebihan akan menyebabkan kerugian. Pasteurisasi adalah pemanasan substrat basah pada temperatur antara 55 º hingga 60 º C selama 30 menit. Syarat mutlak adalah tidak boleh ada bagian substrat sedikitpun yang mungkin kurang dari 55 º C (131 º F) atau lebih dari 60 º (140 º F).

Satu keuntungan dari pasteurisasi sangat jelas: penghematan biaya bahan bakar. Pada sterilisasi, diperlukan peralatan bertekanan tinggi untuk mencapai suhu di atas 100 derajad Celcius. Peralatan bertekanan tinggi sudah jelas merupakan alat produksi yang sangat mahal dan pada skala komersial tentulah memerlukan peralatan berkapasitas besar. Disamping sterilisasi juga memerlukan panas untuk waktu yang lebih lama dibandingkan teknik pasteurisasi. Dengan demikian, biaya bahan bakar untuk sterilisasi jelas beberapa kali lipat dibanding untuk pasteurisasi.
Biaya sterilisasi yang besar mungkin akan menjadi masuk akal dan dapat diterima jika saja produksinya besar atau dengan alasan untuk mengurangi bahaya penyakit pada daerah tertentu. Faktanya, substrat yang disterilkan akan menghasilkan lebih sedikit jamur dengan kemungkinan yang lebih besar terhadap serangan penyakit. Ada beberapa alasan mengapa penyakit lebih mudah menyerang substrat yang disterilisasi. Pertama, adalah mustahil untuk menjaga ruangan produksi pada skala besar dan
substrat steril selama produksi dikerjakan. Kedua, pada substrat yang mengalami pasteurisasi dengan suhu pemanasan yang tepat penyakit organisme dari luar akan kalah bersaing dengan organisme yang berada di substrat sejak awal dan sengaja tidak dibunuh, karena yang dibunuh hanyalah organism yang merugikan saja. Karena sterilisasi membunuh semua organism yang ada di substrat, tidak ada lagi organisme yang ada dalam substrat yang telah steril, sehingga tidak ada persaingan lagi terhadap penyakit yang masuk kemudian. Ketiga, sisa organisme mengkonsumsi sedikit selulosa atau lignin atau bahkan kadang tidak sama sekali, yang mana sebagaimana diketahui selulosa atau lignin merupakan bahan yang diperlukan jamur untuk tumbuh, tapi sisa organism tersebut memakan "hemiselulosa," bahan alami yang ada pada setiap substrat yang merupakan media tumbuh terbaik untuk organism penyakit.

Hasil produksi jamur yang lebih banyak pada substrat yang diolah dengan teknik pasteurisasi adalah justru disebabkan oleh organisme yang masih tertinggal setelah pasteurisasi dan karena organisme tersebut menggunakan hemiselulosa. Dikarenakan menggunakan hemiselulosa, organisme yang menguntungkan yang tersisa setelah pasteurisasi dapat berkembang biak. Organisme yang telah berkembang biak tersebut membentuk semacam makanan yang dapat digunakan oleh jamur. Artinya, jamur tiram "makan" organisme yang telah berkembang pada hemiselulosa tersebut yang mana jamur tiram tidak bisa menggunakannya secara langsung. Ada indikasi bahwa organisme yang tersisa setelah
pasteurisasi menyediakan banyak nitrogen yang dibutuhkan oleh jamur. Mereka dapat menangkap nitrogen dari atmosfer. Jadi, tujuan pasteurisasi bukan untuk menyingkirkan semua organisme, namun untuk menyingkirkan organisme yang bersaing dengan jamur tiram dan untuk MENAIKKAN organisme yang mencegah penyakit, mengkonsumsi hemiselulosa, menyediakan nitrogen, dan menjadi makanan bagi jamur tiram.

Jika kita ingin membuat substrat yang ideal, maka kita harus belajar bagaimana menghancurkan organisme penyakit dan memelihara organisme yang merupakan makanan bagi jamur tiram. Harus menjadi jelas bagi kita semua setelah pembahasan di atas bahwa jika kita membunuh semua organisme dalam substrat, organisme yang menguntungkan hanya mungkin berasal dari udara atau ditambahkan oleh petani jamur tiram. Namun faktanya adalah organisme yang datang dari udara cenderung menjadi organisme yang menyebabkan penyakit, bukan yang menguntungkan.

Jamur Agaricus (biasa dikenal dengan nama CHAMPIGNON, merupakan kerabat dekat Jamur Tiram), di alam, tumbuh di daerah berumput. Daerah tersebut, karena biasanya merupakan tempat banyak hewan merumput, merupakan tempat-tempat yang banyak terdapat kotoran hewan dan air seni yang telah membusuk. Untuk meniru dan meningkatkan kondisi tersebut pada substrat alami, petani Agaricus menggunakan dengan hati-hati kompos yang telah disiapkan terlebih dahulu. Proses pengomposan membutuhkan substrat yang disimpan dalam keadaan basah untuk beberapa minggu. Proses pengomposan itu sendiri banyak mengkonsumsi substrat dan menghasilkan panas yang cukup. Dengan berjalannya waktu substrat tersebut menghasilkan panas yang cukup untuk mempasteurisasi sebagian besar, tapi tidak semua, bahan substrat itu sendiri. Bagian dalam kompos akan cukup panas, tetapi di bagian luar akan terjadi kehilangan panas lebih cepat daripada yang dihasilkan. Untuk menghilangkan penyakit dan hama pada bagian luar itulah, kompos dipanaskan dengan udara panas yang jenuh dengan uap air panas. Hingga saat ini agaknya sulit untuk memikirkan cara lain selain cara tersebut untuk mempasteurisasi bahan yang dijadikan kompos media tumbuh jamur Agaricus.

Sebaliknya, jamur Pleurotus, atau biasa dikenal dengan jamur tiram, tumbuh di pohon mati atau log di alam. Ada sedikit kesamaan antara pohon kayu dan kotoran hewan yang bercampur dengan rumput. Rumput menyediakan lignin dan selulosa untuk Agaricus dan pokok kayu mati juga menyediakan lignin
dan selulosa untuk Pleurotus. Juga, seperti semua makhluk hidup, semua jamur memerlukan air. Namun, sebatas itu sajalah kesamaan antara Agaricus dan Pleurotus. Seperti disebutkan dalam postingan sebelumnya, banyak pilihan bahan dari tumbuh-tumbuhan untuk membuat media tanam yang baik bagi Pleurotus. Namun, selalu lebih disukai jika bahan-bahan tersebut sebelum diolah lebih lanjut menjad bag log dalam kondisi kering dan umumnya lebih disukai lagi bahan yang tidak memiliki nilai makanan bagi hewan ternak apapun karena dengan demikian harganya menjadi murah. Jika bahan tersebut tersedia dalam keadaan basah maka organism penyakit akan tumbuh pada bahan tersebut dan jika telah demikian keadaannya maka akan jauh lebih sulit untuk mempasteurisasi. Bahan apapun yang memiliki nilai makanan bagi hewan umumnya akan cenderung mudah untuk ditumbuhi organism penyakit.

Banyak petani jamur tiram untuk pertama kali menumbuhkan Agaricus (champignon) terlebih dulu dan baru kemudian mencoba untuk menanam Pleurotus dengan cara yang sama. Seperti yang telah disebutkan di atas tidak ada kesamaan mengenai lingkungan alam mereka; namun itu tidaklah berarti tidak mungkin untuk menumbuhkan mereka menggunakan metode penyiapan substrat yang sama, hanya bahannya saja yang berbeda. Agar berhasil, petani harus "berpikir" bahwa mereka adalah jamur yang mereka coba untuk tumbuhkan. Dengan demikian ia akan mengerti apa yang dibutuhkan oleh sebuah jamur untuk tumbuh. Percayalah bahwa berpikir dengan cara tersebut adalah teknik yang benar untuk bisa menumbuhkan dengan baik Agaricus, Pleurotus dan segala jenis jamur lainnya.

Rabu, 19 Mei 2010

Pasteurisasi

Chemical stability of indicators and substrate-indicators used for the detection of phosphatase activity

Boleh dikatakan bahwa setiap orang dapat menumbuhkan jamur "champignon" (Agaricus ),jika mereka benar-benar telah menyiapkan kompos sebagai media tumbuhnya, apapun bahan substrat pembentuk kompos yang digunakan, bahkan meskipun jenis substratnya jauh berbeda sekalipun. Hal ini berlaku juga bagi sebagian besar jamur tiram, jika betul baglog substrat sebagai media tumbuhnya telah siap digunakan, maka hal-hal lain sesudah itu untuk menumbuhkan jamurnya adalah hal yang sederhana, walaupun menuntut perhatian dan disiplin yang serius, namun resiko miselium gagal tumbuh telah terlewati. Karena itu persiapan pembuatan media tumbuh jamur lebih menuntut pengontrolan yang ketat mulai dari komposisi penyusun isi substrat hingga tahap pasteurisasi. Sebagaimana telah disebutkan bahan penyusun substrat bisa bermacam-macam sehingga orang memiliki banyak pilihan, namun ketika substrat tersebut memasuki tahap pateurisasi maka parameter yang harus dijaga pada tahapan ini tidak menawarkan terlalu banyak pilihan. Tahap pemilihan komposisi substrat jelas sangat penting, namun hasil maksimal juga membutuhkan banyak faktor lain yang harus dioptimalkan.

Selasa, 18 Mei 2010

Jamur-Fasilitas Pembibitan

The Espresso Oyster Mushroom Garden Patch- Indoor/Outdoor Mushroom Growing Kit - Grow Edible Mushrooms & Fungi. Easy & Fun Mush Room Grow KitsTempat substrat dipasteurisasi, didinginkan atau disterilisasi haruslah memiliki sanitasi yang lebih baik lagi dari segi kualitas dibadingkan dengan sanitasi yang harus dimiliki oleh sebuah Kumbung Jamur. Dengan sanitasi yang senantiasa terjaga dengan baik diharapkan tempat tersebut menjadi tempat terbaik bagi tumbuhnya miselium Jamur.  Meskipun sirkulasi udara pada tempat pembibitan juga perlu diperhatikan bagi orang yang bekerja di sana namun suhu dan kelembaban tidaklah perlu dijaga dengan ketat.  Idealnya jarak antara tempat pasteurisasi dan Kumbung terpisah beberapa kilo meter jauhnya mengingat pasteurisasi atau sterilisasi membutuhkan panas yang cukup tinggi untuk beberapa waktu. Diharapkan dengan jarak yang cukup jauh tersebut masing-masing area dapat diisolasi dari penyebaran penyakit yang dialami oleh salah satu area.

Selasa, 11 Mei 2010

Jamur - Persiapan Akhir Pembuatan Substrat

Pausterisasi membutuhkan alat yang kita dapat mengharapkan suhu semua substrat yang telah dibasahkan mencapai kisaran 55 hingga 60 derajad Celcius secara merata pada tiap bagian setidaknya untuk selama 30 menit. Merupakan KEHARUSAN temperatur substrat tidak boleh melebihi 60 derajad Celcius. Selain itu substrat yang telah dipasteurisasi tidak boleh terkontaminasi oleh substrat yang masih belum dipasteurisasi selama didinginkan hingga mencapai suhu sama dengan temperatur ruang selama kurang lebih 16 hingga 20 jam.

Sterilisasi membutuhkan sebuah alat dengan apa kita bisa mengharapkan temperatur substrat yang telah dibasahkan dapat mencapai 121 derajad Celcius merata pada semua bagian untuk waktu setidaknya 15 menit. Sebuah tangki bertekanan bisa membantu untuk mencapai hal tersebut. Substrat harus dildetakkan dalam suatu wadah yang mencegah masuknya semua mikroorganisme. Pendinginan harus dilakukan dengan cukup perlahan-lahan agar perbedaan tekanan udara luar dengan tekanan uap air dalam wadah substrat tidak telalu besar.

Sterilisasi membutuhkan lebih banyak peralatan yang mahal. lebih banyak bahan bakar, lebih banyak perhatian pada setiap tahapan dibandingkan dengan pasteurisasi. Di sisi lain pasteurisasi direkomendasikan untuk banyak spesies jamur ketimbang sterilisasi, namun tidak banyak yang menyarankan untuk Jamur Tiram. Namun yang menyarankan tidak menggunakan teknik pasteurisasi untuk mempersiapkan substrat media tumbuh Jamur Tiram adalah mereka yang tidak mengerti prosedur pasteurisasi yang benar.

Sabtu, 08 Mei 2010

Jamur - Persiapan Awal Tempat Untuk Substrat

Agaricus membutuhkan sebuah tempat dimana substrat akan dapat dijaga senantiasa basah dan campuran beberapa bahan-bahan penunjang akan ditambahkan. Umumnya untuk Agaricus tempat yang dipakai adalah area terbuka mungkin bisa hanya berbentuk sebuah kerangka dengan atap tanpa dinding tembok dikarenakan konstruksi seperti ini memungkinkan loader dan mesin-mesin lainnya dapat mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat dengan leluasa. Bagian lantai area tersebut umumnya senantiasa di plester semen untuk mencegah kontaminasi yang berasal dari serangga dan penyakit dari tanah.

Setelah seluruh bahan-bahan dicampur kemudian dijadikan kompos terlebih dahulu. Untuk mengerjakannya biasanya orang menggunakan alat-alat berat. Namun sesungguhnya seseorang dengan tenaga yang cukup kuat dapat mengerjakannya menggunakan alat garpu tangan. Tanah pertanian jaman sekarang ini lebih memilih menggunakan terowongan atau bisa dikatakan sebagai "bunker". Fasilitas ini bisa diletakkan dalam sebuah ruangan tertutup dan udara ditiupkan melalui substrat hingga terjadi fermentasi dan akan berubah menjadi kompos. Sebelum ditiupkan udara pasteurisasi dapat dilakukan dengan mengalirkan steam ke dalam terowongan.

Pertanian jamur kayu memanfaatkan substrat yang pengolahan awalnya akan lebih mudah bila dihancurkan lebih dulu menggunakan hammer mill. Sudah terbukti sebagai substrat yang baik untuk media pertumbuhan jamur adalah campuran berbagai bahan dengan kompoisi tertentu.  Bahan-bahan tersebut diharapkan dalam keadaan kering semua sebelum dicampurkan sehingga atap sangat diperlukan keberadaannya sebelum dan pada saat penghancuran dan pencampuran semua bahan-bahan yang diperlukan.

Ada petani jamur yang menempuh membiarkan semua bahan-bahan penyusun substrat dalam keadaan kering hingga tiba saatnya dilakukan pasteurisasi, sementara sebagian petani yang lain justru membasahinya sebelum pasteurisasi untuk kemudian diletakkan dalam kumbung. Tidaklah bermasalah bagaimana substrat tersebut diperlakukan, setelah tahap pengolahan awal dilampaui maka sebuah kumbung yang memadai harus disediakan untuk menumbuhkan jamur.

Gambar hammer mill tengah terbuka, dapat dilihat bagian pemukul dan ayakannya

Gambar hancuran merang setelah melalui penghancuran di hammer mill

Jumat, 07 Mei 2010

Jamur - Kumbung dan fasilitas lainnya

Kami telah mengatakan bahwa sebagian besar bangunan biasa tidak cocok untuk jamur.  Jamur tiram memiliki beberapa persyaratan lingkungan dasar yang harus dimiliki oleh sebuah kumbung:

1. Suhu antara 20 sampai 30 ° C
2. Kelembaban udara antara 80 hingga 95%
3. Ventilasi yang baik dan memadai
4. Cukup cahaya
5.Sanitasi yang baik

Suhu dan kelembaban harus dijaga sebisa mungkin tetap konstan dan berapa kebutuhannya yang tepat itu tergantung pada varietas jamurnya, berbeda-beda satu sama lain. Setiap perubahan suhu yang cepat
akan menyebabkan perubahan kelembaban yang cepat pula. Pada 20 ° C (68 ° F) dan kelembaban 90%, jika suhu turun menjadi 19 ° C (66 ° F) kelembaban akan meningkat menjadi 100%. Jika suhu naik sampai 21 ° C (70 ° F) kelembaban akan turun menjadi 82%. Pada 15 ° C (59 ° F) perubahannya tidak terlalu besar, sekitar 1% saja. Hubungan antara suhu dan kelembaban membuat isolasi adalah sesuatu yang harus diadakan. Isolasi tidak harus identik dengan bahan komersial yang mahal, tetapi lapisan tanah yang tebal pada permukaan bangunan bata atau susunan jerami pada atap dan dinding kumbung atau bahkan susunan kertas yang diletakkan antara dinding kumbung bagian dalam dan permukaan dinding luar telah cukup memadai.
 Gambar 3. Bagian dalam Kumbung yang dilapisi isolator yang dibungkus plastik penahan uap air.

Pada kelembaban 100%, semuanya akan basah dengan sendirinya, bahkan Anda cukup menarik udara menggunakan mulut maka Anda segera akan dapat merasakan air di lidah Anda. Sebaliknya, di kelembaban 80%, jamur mulai kekeringan. Dalam lingkungan yang  semuanya menjadi basah, kemudian banyak bahan bangunan akan membusuk dan pada bahan logam akan menimbulkan korosi. Jadi kondisi yang diperlukan jamur untuk tumbuh membatasi pilihan penggunaan bahan Kumbung. Beton dan plastik adalah dua bahan yang mampu menahan kelembaban dengan mengalami sedikit kerusakan saja. Beberapa petani menggunakan kayu atau struktur logam dan menutupinya dengan plastik. Yang lain hanya menggunakan kayu atau logam dan menerima begitu saja usia pakai Kumbung yang relative pendek pada tingkat kelembaban yang tinggi. Masalah terbesar dengan kayu dan beberapa bahan berpori lainnya adalah bahwa bahan-bahan tersebut bisa menjadi tempat bersarangnya hama penyakit. Untuk mempertahankan suhu dan kelembaban sangat diperlukan lapisan kedua dari bahan polietilen atau isolator yang berfungsi sebagai penghalang uap air agar tidak mudah keluar.  Dalam Gambar. 3 kita bisa melihat isolasi komersial dalam plastik yang diletakkan diantara rusuk atap (kasau) pada sebuah Kumbung  logam. Di Asia umumnya orang membangun Kumbung bambu, dengan lembaran polietilen dan jerami digunakan untuk isolasi





Ventilasi yang baik diperlukan untuk jamur yang sehat dan juga untuk kesehatan pekerja. Konsentrasi karbon dioksida yang rendah diperlukan jamur untuk membentuk badannya. Batang Jamur Tiram serta jamur penghuni kayu lainnya akan tumbuh sampai kadar karbon dioksida sangat rendah. Centrifugal blower biasanya digunakan untuk memasok udara. Udara harus dipanaskan atau didinginkan terlebih dahulu agar memenuhi kebutuhan temperatur yang ideal bagi tumbuhnya jamur dan kemudian kelembaban ditambahkan sebelum memasuki ruangan. Tentu saja, uap dapat melembabkan dan menaikkan suhu dalam Kumbung pada saat yang sama, untuk daerah yang sangat dingin hal ini akan sangat ekonomis.

Ventilasi harus mampu mengalirkan keluar karbon dioksida yang dibentuk oleh jamur, orang
dan hal lain. Orang mampu bertahan pada konsentrasi karbon dioksida hingga hampir 10%, tetapi
jamur tidak mampu bertahan pada konsentrasi setinggi itu. Jamur harus diambil sebelum spora terlepas dengan sendirinya memenuhi atmosfir Kumbung, Namun, bahkan dengan manajemen yang baik masih saja aka nada sedikit spora yang terlepas ke udara. Spora dapat menimbulkan reaksi demam pada penderita asma, ventilasi yang baik dalam hal ini dapat membantu mengurangi spora di udara.


Cahaya diperlukan untuk jamur tiram dan sebagian besar spesies lainnya yang tumbuh pada pokok pohon mati. Seseorang mungkin dapat mengamati banyak hal tentang jumlah cahaya, tetapi para peneliti yang berpengalaman sangat berhati-hati dan melakukan beberapa percobaan untuk membuktikan hipotesa-hipotesa yang tengah disusun. Pakar yang ahli menemukan bahwa cahaya hutan adalah biru. Ia telah mencoba dan gagal untuk menghasilkan jamur dengan lampu pijar. Mengapa? Karena ini adalah cahaya agak kuning.  Lampu fluorescent dibuat dalam berbagai warna, Yang paling umum adalah "putih yang keren". Dengan warna putih dingin serta intensitas  cahayanya cukup untuk Anda membaca dan  menyala selama 8 jam setiap malam, Anda akan memiliki cukup cahaya yang dibutuhkan. Cahaya alam pada siang hari tidak bekerja dengan baik karena suhu akan meningkat dengan adanya matahari. Agaricus, jamur komersial yang umum, tidak memerlukan cahaya sama sekali dan beberapa varietas lain yang usianya lebih tua dari Agaricus berubah warna dengan adanya cahaya. Umumnya lampu di dalam Kumbung hanyalah berasal dari lampu baterai pada helm pekerja.

Jadi, secara umum kami tidak menyarankan ada jendela sama sekali sebagai penerang ruangan Kumbung.
 Jika cahaya dibutuhkan oleh jamur, umumnya digunakan lampu neon sebagai sumber cahaya terbaik. Jika cahaya hanya diperlukan oleh pekerja maka lampu baterai adalah yang paling memuaskan.


Sanitasi adalah hal yang paling penting yang harus disediakan oleh Kumbung. Sanitasi akan meliputi:
1. Udara masuk yang disaring .
2. Layar atau filter di pintu keluar udara .
3. Ruang pertukaran "Air-lock", yaitu ruangan antara sebelum pekerja masuk Kumbung.
4. Foot Bath, tempat pekerja cuci kaki sebelum masuk Kumbung
5. "Air tight" atau ruangan kedap udara


SEMUA bukaan harus dilengkapi alat untuk mencegah penyakit dan hama. Udara keluar harus melalui layar dengan pori-pori yang halus atau filter. Lubang udara harus disaring untuk mencegah hama dan penyakit. Sebuah filter High Efficiency Particulate Air (HEPA) adalah yang paling ideal, namun penyaring lainnya mungkin saja bisa sepenuhnya memadai. Jika tidak ada filter komersial tersedia, tiga lapisan kain muslin atau yang serupa akan menjadi pengganti yang cukup baik.

Layar atau filter juga harus berfungsi menjaga serangga dari udara masuk Kumbung.
Faktor kegagalan pada bagian ini dan masalah lainnya dapat mengganggu ventilasi dan serangga akan masuk. Mereka bahkan dapat terbang pada aliran udara yang tidak terlalu kencang.

Sebuah ruang bagi pekerja untuk memasuki Kumbung dapat dibangun dengan sangat murah dengan menggunakan plastik film hitam.
Ruangan ini dapat diisi sepatu bot, garam atau hipoklorit untuk mencuci kaki, baju bersih, masker dan sarung tangan karet. Sumber cahaya terjelek untuk jamur adalah lampu “sodium vapor”. Namun, lampu tersebut sangat efisien untuk pencahayaan luar ruangan. Cahaya yang dihasilkannya nyaman bagi orang untuk melihat namun serangga tidak mampu melihat menggunakan cahaya tersebut. Lampu pijar berwarna kuning juga baik digunakan, cukup bagi manusia, tetapi tidak terlihat oleh serangga.

Gambar. 4. Kumbung bambu, polyethylene dan jerami. Atas: Thailand. Bawah: Taiwan


Dengan Kumbung yang kedap udara umumnya hama penyakit akan tertahan diluar. Isolator berbahan busa, silicon dapat digunakan dan dempul bisa dimanfaatkan untuk menutup lubang-lubang yang kecil.


Gambar 5. Dua buah high quality furnace/air conditioner filters.

Jamur - Ekologi Alamiah Jamur Tiram

Roland Dried Wild Forest Mushrooms, 16-Ounce PackageJamur tiram ditemukan liar di hutan beriklim sedang dan beberapa spesies di hutan tropis (Gbr. 1). Biasanya, mereka tumbuh pada kayu mati (log), dan relatif jarang sekali menyerang spesies pohon yang masih hidup walaupun sudah lemah. Oleh karena itu para ahli tadinya mengira log adalah substrat yang terbaik, tapi para peneliti kemudian telah menemukan bahwa jerami dan beberapa bahan limbah lainnya yang mengandung ligno-selulosa ternyata lebih baik untuk budidaya Jamur Tiram.


Gambar. 1. Jamur tiram (Pleurotus) dalam lingkungan, alam liar.



Hutan umumnya adalah tempat yang lembab dengan cahaya redup. Log kadang-kadang terkubur oleh puing-puing hutan lainnya. Daya survival spesies Jamur Tiram sangat tergantung pada kemampuan jamur tersebut untuk menonjol keluar ke atas permukaan. Jamur tiram berevolusi hingga mampu untuk menggunakan karbon dioksida dan cahaya dengan konsentrasi yang rendah sebagai syarat agar kemampuan daya survival mereka mampu untuk menerobos ke atas permukaan. Namun, pohon-pohon menyaring banyak cahaya biru terang dan dominan, menyebabkan jamur tiram hanya bereaksi terhadap cahaya biru. Banyak jamur lain yang menghuni kayu lapuk mempunyai kebutuhan yang sangat mirip dengan Jamur Tiram. Contohnya adalah saudara dari jamur tiram komersial, Agaricus, yang umum ditemukan di tempat yang lebih terbuka dan hidup pada onggokan pupuk kandang yang sudah membusuk (Gbr.2). Sementara tempat terbuka mungkin mengarahkan prediksi kita akan kebutuhan lampu dalam membudidayakan jamur, namun para peneliti telah menemukan bahwa Agaricus dan jamur lain yang terkait dengan bahan limbah organik yang telah membusuk ternyata tidak memerlukan lampu untuk bisa tumbuh, tetapi tergantung terutama pada gravitasi sebagai sinyal untuk tumbuh.


Gambar. 2. Agaricus tumbuh di alam liar - rumput.


Kemudian karbon dioksida juga ternyata dihindari. Pada tempat terbuka angin lebih efektif untuk menghilangkan karbon dioksida. Barang kali, juga lebih efektif akan manfaat dari fotosintesis oleh rumput dan tanaman kecil lainnya untuk menghilangkan karbon dioksida. Kita tidak bisa mendapatkan semua jawaban yang diperlukan untuk menggambarkan lingkungan yang dibutuhkan untuk menumbuhkan jamur, hanya dari pengamatan di alam, tetapi setidaknya kita dapat melihat bahwa ada kebutuhan lingkungan yang khusus yang harus kita persiapkan untuk kumbung dan lingkungan budidaya jamur kita.

Kamis, 06 Mei 2010

Jamur - Pembukaan

White Oyster Mushroom Growing Plugs ~ Grow your own mushrooms for years!Budidaya jamur adalah seni, tapi harus didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap sesuatu, yang bersifat seni dan ilmu pengetahuan membutuhkan pembelajaran dan pengalaman. Namun, mereka yang berencana untuk menumbuhkan jamur dapat dikatagorikan menjadi beberapa kelompok atas dasar beberapa faktor. Mungkin cara yang paling berguna untuk membagi orang - orang dengan ide menumbuhkan jamur tersebut adalah dengan mempertimbangkan apa yang akan mereka gunakan dalam bisnis jamur mereka:
1.Praktisi yaitu orang yang telah bekerja di sebuah peternakan jamur.
2.Pengguna material bekas yang ia lihat.
3.Pengguna material bekas dari peternakannya sendiri atau dari bisnis lainnya yang ia miliki.
4.Pengguna bangunan yang dia miliki, untuk mendapatkan harga murah.
Kebanyakan orang akan mengira orang pertamalah yang paling mungkin berhasil dalam bisnis menumbuhkan jamur, tetapi Anda akan terkejut mengetahui bahwa orang dalam seluruh daftar tersebut semuanya memiliki kemungkinan berhasil yang sama besar.

BUDI DAYA JAMUR TIRAM
Sukses! Banyak limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerja, tetapi campuran beberapa bahan limbah umumnya lebih baik daripada limbah tunggal sebagus apapun bahan limbah itu. Kebanyakan petani yang memiliki limbah memiliki aktivitas lain yang menguras perhatian mereka. Jadi meskipun mereka mungkin secara kasat mata layak untuk bertani jamur karena bahan-bahan limbah yang mereka miliki, namun mereka
tidak dapat sepenuhnya dipastikan memiliki waktu untuk jamur.
Alangkah baiknya sesungguhnya bila limbah-limbah tersebut dapat ditumbuhkan jamur, tapi memang senantiasa ada banyak sampah di hampir setiap kebudayaan. Hal paling penting adalah menumbuhkan minat petani untuk bertani jamur dengan menyebarkan pengetahuan tentang bagaimana untuk menumbuhkan jamur.
Jamur teksturnya lebih mirip daging sapi daripada mirip gandum atau kentang. Namun, untuk pertumbuhannya, seperti gandum dan kentang, segala yang mereka butuhkan harus tersedia tepat di mana mereka tumbuh. Faktanya, bahkan tidak sesederhana itu. Makanan untuk jamur adalah makanan yang dimakan hewan lain dari jenis herbivora. Hewan dan tumbuhan keduanya memiliki kulit yang melindungi mereka. Jamur memiliki sedikit perlindungan namun mereka adalah pesaing sengit bagi para perebut makanan. Alat yang paling penting diperhatikan oleh petani jamur adalah sanitasi. Bahkan jika dibutuhkan bantuan, adalah penting untuk mendiskusikan kebutuhannya sehingga mendapatkan bantuan orang lain yang lebih ahli.
Diskusi lainnya mengenai pengolahan limbah akan bermanfaat, tapi kami perlu fokus untuk menyebarkan pengetahuan tentang menumbuhkan jamur. Jadi mari kita mulai dengan membahas bangunan atau di Indonesia dikenal dengan istilah Kumbung. Bangunan adalah fisik perlindungan untuk jamur. Bangunan yang paling diidamkan oleh manusia sebagai tempat tinggal adalah pilihan yang buruk karena mereka tidak menyediakan hal-hal yang perlu bagi pertumbuhan jamur. Harus jelas juga bahwa untuk bangunan yang paling tidak memadai sekalipun bagi manusia, jamur tetap memiliki kebutuhan khusus yang harus dipenuhi. Bagaimana akan kita pelajari kebutuhan khusus mereka? Salah satu cara yang sangat baik untuk mempelajari kebutuhan makhluk hidup adalah dengan mengamati kondisi tempat mereka tumbuh secara normal. Topik inilah yang akan kami bahas pada postingan berikutnya.